Siapa bilang ikan lele ikan “bandel” yang bisa hidup di mana saja. Faktanya, lele masih bisa
terserang penyakit dan tidak tahan cuaca ekstrem. Yah, ikan lele tidak bandel
tapi “berandal” karena suka memakan
teman sendiri alias kanibal. Faktanya, pembudidaya lele seringkali merugi
akibat kematiannya terlalu tinggi. Memang, banyak faktor yang menyebabkan
kematian lele. Mulai dari salah dalam manajemen air, salah dalam pemberian
pakan, hingga cuaca yang kurang bersahabat.
Nah, bagi Anda yang baru mau memulai usaha budidaya lele atau
Anda yang sudah pernah tapi merugi terus, ada baiknya mempelajari segala
sesuatunya terlebih dahulu. Kali ini, penulis ingin berbagi tips tentang
manajemen air yang menjadi kunci keberhasilan budidaya lele. Yah, air menjadi
syarat utama. Modal uang yang besar, tanah yang luas, tidaklah cukup untuk mendulang
sukses dalam usaha ini. Bila kualitas airnya buruk, modal Anda bakal ikut tergerus.
Syarat air
Perlu Anda ketahui, air yang baik adalah yang warnanya
bening, tidak berbau. Kadar PH-nya antara 5,5 – 7,5. Selain itu, tidak tercemar
limbah berbahaya seperti merkuri atau limbah pabrik serta air sabun. Makanya,
jika Anda ingin menggunakan air sungai untuk mengairi kolam, telusurilah
terlebih dahulu dari hulu sungainya. Jika memang tidak ada limbah berbahaya,
Anda bisa langsung menggunakannya. Sementara untuk air yang bersumber dari
sumur, biasanya mengandung zat besi (fe) yang tinggi.
Berikut ini persyaratan air yang memiliki kualitas baik
Warna :
Bening
Kadar oksigen :
Minimal 3mg/l
PH :
5,5 – 7,5
Suhu :
20- 30° celcius
Kadar basa :
50 – 300 mg/l
Karbondioksida :
Maksimal 25 mg/l
Buat tendon air
Jika Anda ingin membuat banyak kolam, sebaiknya khususkan 1
kolam sebagai tendon air dengan posisi yang lebih tinggi dari kolam-kolam lain
agar mudah mengalirkannya. Mengapa harus membuat tendon? Yah, tendon berfungsi
untuk mengendapkan air yang bersumber dari sungai atau sumur. Jika Anda
menggunakan air sumur, proses pengendapan setidaknya 2-3 hari sampai kotoran
dan zat besinya mengendap. Begitu pula air yang bersumber dari sungai
setidaknya diendapkan lebih dari dua hari.
Perlakuan khusus
Budidaya lele terbagi dalam tiga kategori. Antara lain
pembenihan, pendederan dan pembesaran. Ketiga kategori tersebut masing-masing
berbeda perlakuannya. Sebab, umur dan ukuran lelenya berbeda pula. Untuk tahap
pembesaran, biasanya daya tahan tubuh lele sudah lebih baik karena ukuran yang
ditanam biasanya sudah ukuran 9-10 cm hingga 11-12cm. Namun, bukan berarti lele
dengan ukuran tersebut bebas dari serangan penyakit. Jika kualitas air yang
digunakannya buruk, lele akan stres, lalu terserang penyakit dan ujung-ujungnya
mati.
Khusus untuk pembesaran hingga menjadi lele daging, kualitas air harus tetap dijaga. Endapkan air sebelum
digunakan, cek kadar PH dengan alat
pengukur PH air. Lakukan pergantian air minimal 5 hari sekali. Namun, untuk
kolam dengan kepadatan tebarnya tinggi, lakukan pergantian lebih cepat, karena
air akan cepat keruh dan berbau akibat kotoran lele dan pakan. Memang, penggantian
air dalam tahap pembesaran disarankan tidak terlalu sering karena lele yang
ditebar sudah cukup besar dan bisa beradaptasi dengan kondisi air yang kurang
bagus. Tetapi tetap saja Anda harus mengontrolnya. Ganti
air setengahnya saja, agar menghemat penggunaan air.
Hindari air hujan
Khusus untuk kolam yang tidak memiliki sirkulasi air yang
baik, bagusnya ditutup dengan atap plastik UV, agar terhindar dari air hujan
dan panas berlebihan. Yah, air hujan memiliki kadar asam yang tinggi yang
membuat ikan mudah stres, nafsu makan hilang serta terserang penyakit.
Seringkali lele mati bersamaan dalam jumlah banyak. Kadangkala pembudidaya lele
tidak menyadari pentingnya atap kolam. Jika memang kolam Anda tidak diberi atap
karena alasan tertentu, sebaiknya taburkan garam krosok sebanyak dua genggam per kolam, setiap sehabis hujan.
Penulis sendiri di awal-awal budidaya pernah mengalami kematian masal akibat
air hujan yang tidak terkontrol.
Kualitas air yang baik membuat nafsu makan lele meningkat,
sehingga pertumbuhannya cepat besar dan sehat. So, pilihlah lokasi usaha yang memiliki sumber air dengan kualitas
baik.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat!