Menjadi petani lele bisa dibilang memiliki resiko yang lebih
besar dibandingkan menjadi seorang pedagang lele. Kenapa? Karena petani harus
siap menghadapi gagal panen yang suatu waktu bisa saja dialaminya. Yah, momok
yang menakutkan bagi petani lele yakni penyakit yang berupa bakteri, jamur
maupun parasit. Celakanya, penyakit tersebut umumnya bersifat menular, sehingga
bisa menyebabkan semua ikan lele penyakitan dan akhirnya mati.
Namun, Anda jangan takut dahulu, karena seperti pepatah, “setiap
penyakit pasti ada obatnya” bukan? Asalkan ditangani secara cepat dan tepat. Makanya,
Anda harus memahami jenis-jenis penyakit yang sering menyerang ikan lele dan
cara pengobatannya.
Yuk, kenali sebab-sebab timbulnya penyakit, jenis-jenis
penyakit dan cara mengobati lele yang sakit!
Penyebab lele
terserang penyakit
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan lele yang Anda
budidayakan terkena penyakit. Mulai dari membeli bibit yang sudah sakit,
sehingga saat ditebar terjadi kematian massal. Selain itu, penyakit datang
akibat air yang kotor dan jarang diganti. Perlu diingat, ikan lele setiap hari
diberi makan dan mengeluarkan kotoran yang lama kelamaan menumpuk dan
menggumpal. Hal ini bisa menyebabkan air kotor dan bau, sehingga lama kelamaan
menjadi racun amoniak. Nah, kalo seperti itu, lele akan mati keracunan. Air
yang kotor juga menimbulkan berbagai bakteri, jamur dan parasit. Mengganti air secara rutin menjadi solusi dari timbulnya
penyakit. Yah, sebaiknya lakukan penggantian air tiap 5 hari sekali. Agar tak
boros air, buang air sebanyak 50 persen saja dan ditambah air yang baru
sebanyak air yang dibuang.
Selain karena kualitas bibit dan air yang buruk,
penyakit lele juga bisa dikarenakan pemberian pakan yang terlalu banyak. Pakan yang
tersisa bisa merusak kualitas air dan
menimbulkan penyakit. Satu hal lagi yang sering tak disadari yaitu sortasi dan
penyerokan ikan yang terlalu kasar. Jika penyerokan lele terlalu kasar dapat
membuat lele luka dan stress yang berujung kematian.
Penyakit karena
bakteri dan cara pengobatannya
Penyakit yang menyerang ikan lele bervariasi jenisnya,
sehingga cara pengobatannya pun berbeda satu sama lainnya. Setidaknya ada 7
jenis bakteri yang sering menyerang ikan lele, antara lain dengan istilah
ilmiahnya Pseudomonas. Bakteri ini menyebabkan
borok pada kulit, kurus, lemah dan tidak nafsu makan. Cara mengobatinya, beri antibiotik sesuai dosis, kemudian karantina
ikan yang sakit selama kurang lebih 7 hari. Tiap harinya, lakukan perendaman
dengan larutan kimia obat Oxytetracyclin
dosis 25-30mg. Ingat, selama pengobatan berlangsung, Anda harus tetap menjaga kualitas air yang digunakan.
Ada juga jenis bakteri Aeromonas
hydrophila. Tandanya lele yang terserang penyakit ini kulitnya terlihat
gelap, kasar dan pendarahan. Ikan juga kesusahan bernafas dan lemah. Untuk
pengobatannya bisa dengan antibiotik dan lebih ampuh lagi menggunakan Terramycine 25-30mg dengan mencampurkan
larutan ini pada pakan selama 10 hari.
Selain itu, bakteri sejenis lainnya Aeromonas punctata. Bakteri ini menginfeksi kulit kepala, badan
belakang, insang dan sirip. Sementara untuk pengobatannya bisa menggunakan antibiotik
dan juga Oxytetracyclin.
Selanjutnya ada juga bakteri jenis Columnaris dan Penduncle atau
jenis bakteri yang disebabkan karena suhu kolam Anda terlalu dingin. Tandanya,
lele terkena borok di kulit dan daging. Terjadi pendarahan di hati, ginjal dan
limpa. Jika lele Anda terserang penyakit semacam ini bisa juga menggunakan antibiotik
sesuai dosis dan diberi Oxytetracyclin.
Keenam, bakteri Edwardsiella.
Bakteri ini menyerang mata dan tubuh samping ikan terlihat menonjol. Borok,
luka-luka kecil di kulit dan pendarahan. Jika terserang penyakit ganas ini bisa
menggunakan kimia obat Sulphanamide
100-200 mg. Caranya, taburkan obat tersebut pada kolam selama pengobatkan yang
memakan waktu kurang lebih 4 hari.
Ketujuh, bakteri TBC (Tuberculosis). Yah, tidak hanya
manusia yang terserang TBC, ikan pun bisa terserang bakteri ini. Tandanya,
perut lele membengkak. Terdapat bercak-bercak pada hati dan warna kulit
terlihat gelap. Untuk pengobatannya bisa menggunakan antibiotik dan larutan
oxytetracyclin. Karantina ikan yang sakit kemudian campurkan larutan ini
kedalam pakan dengan dosis 0.5 mg per kg pakan.
Serangan jamur
Setidaknya ada 2 jenis jamur yang sering menyerang ikan
lele. Pertama bakteri Saprolegnia
(jamur putih seperti kapas). Tandanya, sirip lele ditumbuhi benang halus
seperti kapas. Tubuh luka dan lemah. Bakteri ini bisa ditangkal menggunakan
larutan Malachyte Green Oxalate 2,5
-3mg. Caranya, ikan direndam dengan larutan tersebut selama 30 menit.
Kedua, jenis jamur white
spot (bercak putih dan gatal). Tandanya, timbul bercak putih pada sirip dan
insang. Lele sering timbul ke permukaan dan sering menggesekan badannya ke
dinding kolam karena gatal. Jika terserang jamur ini pisahkan lele yang sakit,
kemudian puasakan selama 2-3 hari. Rendam lele yang sakit menggunakan larutan
formalin 25cc per meter persegi.
Serangan parasit
Selain karena jamur dan bakteri, kematian lele bisa karena
terserang parasit jenis Gyrodactilus sp & Dactylogyrus sp. Bakteri ini
membuat lele sering menggesekan badannya pada benda keras, siripnya rontok,
kulit kusam dan terlihat kurus. Jika lele Anda mengalami tanda-tanda tersebut,
segara lakukan penggantian air. Turunkan ketinggiannya hanya 5-10 cm saja. Plus, kurangi kepadatan ikan. Pisahkan lele
yang sakit dan rendam dalam larutan formalin 250 cc per meter persegi air
selama 15 menit.
Pengalaman penulis
saat lele terserang penyakit
Penulis sendiri pernah gagal panen di awal-awal budidaya
akibat kelalaian penanganan. Namun, untuk serangan penyakit yang kedua kalinya
penulis langsung mengobatinya menggunakan bahan alami dan juga kimia. Yah, saat
itu penulis menggunakan antibiotik alami berupa daun papaya. Caranya, ambil
daun papaya kira-kira 5 batang, kemudian diblender dan dicampurkan dengan air
sebanyak 1 ember. Lalu, taburkan pada kolam lele yang terkena penyakit.
Pemberian antibiotik ini berlangsung selama seminggu berturut-turut. Sebelum
ditabur jus daun papaya, air kolam harus diturunkan dengan ketinggian hanya 5cm
saja agar pengobatan lebih efektif. Setelah setengah hari, tambah ketinggian
air hingga 10cm. Selama pengobatan ini pemberian pakan jangan terlalu banyak. Jika
ada lele yang mati, segara buang atau kubur agar tidak menjadi biang penyakit.
Dan, alhasil setelah kurang lebih seminggu masa pengobatan lele kembali sehat
serta nafsu makan kembali pulih.
Selain menggunakan jus daun papaya, pengobatan pada ikan
lele yang sakit juga bisa menggunakan obat-obatan kimia yang beredar di
pasaran. Antara lain seperti Enrosol dan
Inrofloxs. Untuk Enrosol caranya dicampurkan
dengan pelet ikan, sedangkan untuk Inrofloxs bisa dilarutkan di kolam ikan dan juga
dicampurkan melalui pakan. Khusus untuk Inrofloxs, jika ditaburkan ke air kolam
disarankan untuk mengganti air sebanyak 50 persen setelah 6 jam pemberian obat.
Semoga bermanfaat!
Sumber : ( dari berbagai sumber )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar