Minggu, 01 April 2018

Cara Mengobati Lele yang Sakit Secara Efektif dan Cepat


Menjadi petani lele bisa dibilang memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan menjadi seorang pedagang lele. Kenapa? Karena petani harus siap menghadapi gagal panen yang suatu waktu bisa saja dialaminya. Yah, momok yang menakutkan bagi petani lele yakni penyakit yang berupa bakteri, jamur maupun parasit. Celakanya, penyakit tersebut umumnya bersifat menular, sehingga bisa menyebabkan semua ikan lele penyakitan dan akhirnya mati.

Namun, Anda jangan takut dahulu, karena seperti pepatah, “setiap penyakit pasti ada obatnya” bukan? Asalkan ditangani secara cepat dan tepat. Makanya, Anda harus memahami jenis-jenis penyakit yang sering menyerang ikan lele dan cara pengobatannya.

Yuk, kenali sebab-sebab timbulnya penyakit, jenis-jenis penyakit dan cara mengobati lele yang sakit!


Penyebab lele terserang penyakit

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan lele yang Anda budidayakan terkena penyakit. Mulai dari membeli bibit yang sudah sakit, sehingga saat ditebar terjadi kematian massal. Selain itu, penyakit datang akibat air yang kotor dan jarang diganti. Perlu diingat, ikan lele setiap hari diberi makan dan mengeluarkan kotoran yang lama kelamaan menumpuk dan menggumpal. Hal ini bisa menyebabkan air kotor dan bau, sehingga lama kelamaan menjadi racun amoniak. Nah, kalo seperti itu, lele akan mati keracunan. Air yang kotor juga menimbulkan berbagai bakteri, jamur dan parasit. Mengganti air secara rutin menjadi solusi dari timbulnya penyakit. Yah, sebaiknya lakukan penggantian air tiap 5 hari sekali. Agar tak boros air, buang air sebanyak 50 persen saja dan ditambah air yang baru sebanyak air yang dibuang. 

Selain karena kualitas bibit dan air yang buruk, penyakit lele juga bisa dikarenakan pemberian pakan yang terlalu banyak. Pakan yang tersisa bisa  merusak kualitas air dan menimbulkan penyakit. Satu hal lagi yang sering tak disadari yaitu sortasi dan penyerokan ikan yang terlalu kasar. Jika penyerokan lele terlalu kasar dapat membuat lele luka dan stress yang berujung kematian.

Penyakit karena bakteri dan cara pengobatannya

Penyakit yang menyerang ikan lele bervariasi jenisnya, sehingga cara pengobatannya pun berbeda satu sama lainnya. Setidaknya ada 7 jenis bakteri yang sering menyerang ikan lele, antara lain dengan istilah ilmiahnya Pseudomonas. Bakteri ini menyebabkan borok pada kulit, kurus, lemah dan tidak nafsu makan. Cara mengobatinya, beri antibiotik sesuai dosis, kemudian karantina ikan yang sakit selama kurang lebih 7 hari. Tiap harinya, lakukan perendaman dengan larutan kimia obat Oxytetracyclin dosis 25-30mg. Ingat, selama pengobatan berlangsung, Anda harus tetap menjaga kualitas air yang digunakan.

Ada juga jenis bakteri Aeromonas hydrophila. Tandanya lele yang terserang penyakit ini kulitnya terlihat gelap, kasar dan pendarahan. Ikan juga kesusahan bernafas dan lemah. Untuk pengobatannya bisa dengan antibiotik dan lebih ampuh lagi menggunakan Terramycine 25-30mg dengan mencampurkan larutan ini pada pakan selama 10 hari.
Selain itu, bakteri sejenis lainnya Aeromonas punctata. Bakteri ini menginfeksi kulit kepala, badan belakang, insang dan sirip. Sementara untuk pengobatannya bisa menggunakan antibiotik dan juga Oxytetracyclin.

Selanjutnya ada juga bakteri jenis Columnaris dan Penduncle atau jenis bakteri yang disebabkan karena suhu kolam Anda terlalu dingin. Tandanya, lele terkena borok di kulit dan daging. Terjadi pendarahan di hati, ginjal dan limpa. Jika lele Anda terserang penyakit semacam ini bisa juga menggunakan antibiotik sesuai dosis dan diberi Oxytetracyclin.

Keenam, bakteri Edwardsiella. Bakteri ini menyerang mata dan tubuh samping ikan terlihat menonjol. Borok, luka-luka kecil di kulit dan pendarahan. Jika terserang penyakit ganas ini bisa menggunakan kimia obat Sulphanamide 100-200 mg. Caranya, taburkan obat tersebut pada kolam selama pengobatkan yang memakan waktu kurang lebih 4 hari.

Ketujuh, bakteri TBC (Tuberculosis). Yah, tidak hanya manusia yang terserang TBC, ikan pun bisa terserang bakteri ini. Tandanya, perut lele membengkak. Terdapat bercak-bercak pada hati dan warna kulit terlihat gelap. Untuk pengobatannya bisa menggunakan antibiotik dan larutan oxytetracyclin. Karantina ikan yang sakit kemudian campurkan larutan ini kedalam pakan dengan dosis 0.5 mg per kg pakan.

Serangan jamur

Setidaknya ada 2 jenis jamur yang sering menyerang ikan lele. Pertama bakteri Saprolegnia (jamur putih seperti kapas). Tandanya, sirip lele ditumbuhi benang halus seperti kapas. Tubuh luka dan lemah. Bakteri ini bisa ditangkal menggunakan larutan Malachyte Green Oxalate 2,5 -3mg. Caranya, ikan direndam dengan larutan tersebut selama 30 menit.

Kedua, jenis jamur white spot (bercak putih dan gatal). Tandanya, timbul bercak putih pada sirip dan insang. Lele sering timbul ke permukaan dan sering menggesekan badannya ke dinding kolam karena gatal. Jika terserang jamur ini pisahkan lele yang sakit, kemudian puasakan selama 2-3 hari. Rendam lele yang sakit menggunakan larutan formalin 25cc per meter persegi.

Serangan parasit

Selain karena jamur dan bakteri, kematian lele bisa karena terserang parasit jenis Gyrodactilus sp & Dactylogyrus sp. Bakteri ini membuat lele sering menggesekan badannya pada benda keras, siripnya rontok, kulit kusam dan terlihat kurus. Jika lele Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segara lakukan penggantian air. Turunkan ketinggiannya hanya 5-10 cm saja. Plus, kurangi kepadatan ikan. Pisahkan lele yang sakit dan rendam dalam larutan formalin 250 cc per meter persegi air selama 15 menit.

Pengalaman penulis saat lele terserang penyakit

Penulis sendiri pernah gagal panen di awal-awal budidaya akibat kelalaian penanganan. Namun, untuk serangan penyakit yang kedua kalinya penulis langsung mengobatinya menggunakan bahan alami dan juga kimia. Yah, saat itu penulis menggunakan antibiotik alami berupa daun papaya. Caranya, ambil daun papaya kira-kira 5 batang, kemudian diblender dan dicampurkan dengan air sebanyak 1 ember. Lalu, taburkan pada kolam lele yang terkena penyakit. Pemberian antibiotik ini berlangsung selama seminggu berturut-turut. Sebelum ditabur jus daun papaya, air kolam harus diturunkan dengan ketinggian hanya 5cm saja agar pengobatan lebih efektif. Setelah setengah hari, tambah ketinggian air hingga 10cm. Selama pengobatan ini pemberian pakan jangan terlalu banyak. Jika ada lele yang mati, segara buang atau kubur agar tidak menjadi biang penyakit. Dan, alhasil setelah kurang lebih seminggu masa pengobatan lele kembali sehat serta nafsu makan kembali pulih.


Selain menggunakan jus daun papaya, pengobatan pada ikan lele yang sakit juga bisa menggunakan obat-obatan kimia yang beredar di pasaran. Antara lain seperti Enrosol dan Inrofloxs. Untuk Enrosol caranya dicampurkan dengan pelet ikan, sedangkan untuk Inrofloxs bisa dilarutkan di kolam ikan dan juga dicampurkan melalui pakan. Khusus untuk Inrofloxs, jika ditaburkan ke air kolam disarankan untuk mengganti air sebanyak 50 persen setelah 6 jam pemberian obat.






Semoga bermanfaat!

Sumber : ( dari berbagai sumber )

Minggu, 18 Maret 2018

Syarat dan Sumber Air yang Baik untuk Kesuksesan Budidaya Lele


Siapa bilang ikan lele ikan “bandel” yang bisa hidup di mana saja. Faktanya, lele masih bisa terserang penyakit dan tidak tahan cuaca ekstrem. Yah, ikan lele tidak bandel tapi “berandal” karena suka memakan teman sendiri alias kanibal. Faktanya, pembudidaya lele seringkali merugi akibat kematiannya terlalu tinggi. Memang, banyak faktor yang menyebabkan kematian lele. Mulai dari salah dalam manajemen air, salah dalam pemberian pakan, hingga cuaca yang kurang bersahabat.

Nah, bagi Anda yang baru mau memulai usaha budidaya lele atau Anda yang sudah pernah tapi merugi terus, ada baiknya mempelajari segala sesuatunya terlebih dahulu. Kali ini, penulis ingin berbagi tips tentang manajemen air yang menjadi kunci keberhasilan budidaya lele. Yah, air menjadi syarat utama. Modal uang yang besar, tanah yang luas, tidaklah cukup untuk mendulang sukses dalam usaha ini. Bila kualitas airnya buruk, modal Anda bakal ikut tergerus.

Syarat air

Perlu Anda ketahui, air yang baik adalah yang warnanya bening, tidak berbau. Kadar PH-nya antara 5,5 – 7,5. Selain itu, tidak tercemar limbah berbahaya seperti merkuri atau limbah pabrik serta air sabun. Makanya, jika Anda ingin menggunakan air sungai untuk mengairi kolam, telusurilah terlebih dahulu dari hulu sungainya. Jika memang tidak ada limbah berbahaya, Anda bisa langsung menggunakannya. Sementara untuk air yang bersumber dari sumur, biasanya mengandung zat besi (fe) yang tinggi.

Berikut ini persyaratan air yang memiliki kualitas baik

Warna                   : Bening
Kadar oksigen    : Minimal 3mg/l
PH                          : 5,5 – 7,5
Suhu                      : 20- 30° celcius
Kadar basa          : 50 – 300 mg/l
Karbondioksida : Maksimal 25 mg/l

Buat tendon air

Jika Anda ingin membuat banyak kolam, sebaiknya khususkan 1 kolam sebagai tendon air dengan posisi yang lebih tinggi dari kolam-kolam lain agar mudah mengalirkannya. Mengapa harus membuat tendon? Yah, tendon berfungsi untuk mengendapkan air yang bersumber dari sungai atau sumur. Jika Anda menggunakan air sumur, proses pengendapan setidaknya 2-3 hari sampai kotoran dan zat besinya mengendap. Begitu pula air yang bersumber dari sungai setidaknya diendapkan lebih dari dua hari.

Perlakuan khusus

Budidaya lele terbagi dalam tiga kategori. Antara lain pembenihan, pendederan dan pembesaran. Ketiga kategori tersebut masing-masing berbeda perlakuannya. Sebab, umur dan ukuran lelenya berbeda pula. Untuk tahap pembesaran, biasanya daya tahan tubuh lele sudah lebih baik karena ukuran yang ditanam biasanya sudah ukuran 9-10 cm hingga 11-12cm. Namun, bukan berarti lele dengan ukuran tersebut bebas dari serangan penyakit. Jika kualitas air yang digunakannya buruk, lele akan stres, lalu terserang penyakit dan ujung-ujungnya mati.

Khusus untuk pembesaran hingga menjadi lele daging, kualitas air harus tetap dijaga. Endapkan air sebelum digunakan, cek kadar PH dengan alat pengukur PH air. Lakukan pergantian air minimal 5 hari sekali. Namun, untuk kolam dengan kepadatan tebarnya tinggi, lakukan pergantian lebih cepat, karena air akan cepat keruh dan berbau akibat kotoran lele dan pakan. Memang, penggantian air dalam tahap pembesaran disarankan tidak terlalu sering karena lele yang ditebar sudah cukup besar dan bisa beradaptasi dengan kondisi air yang kurang bagus. Tetapi  tetap saja Anda harus mengontrolnya. Ganti air setengahnya saja, agar menghemat penggunaan air.

Hindari air hujan

Khusus untuk kolam yang tidak memiliki sirkulasi air yang baik, bagusnya ditutup dengan atap plastik UV, agar terhindar dari air hujan dan panas berlebihan. Yah, air hujan memiliki kadar asam yang tinggi yang membuat ikan mudah stres, nafsu makan hilang serta terserang penyakit. Seringkali lele mati bersamaan dalam jumlah banyak. Kadangkala pembudidaya lele tidak menyadari pentingnya atap kolam. Jika memang kolam Anda tidak diberi atap karena alasan tertentu, sebaiknya taburkan garam krosok sebanyak  dua genggam per kolam, setiap sehabis hujan. Penulis sendiri di awal-awal budidaya pernah mengalami kematian masal akibat air hujan yang tidak terkontrol.
Kualitas air yang baik membuat nafsu makan lele meningkat, sehingga pertumbuhannya cepat besar dan sehat. So, pilihlah lokasi usaha yang memiliki sumber air dengan kualitas baik.  

Selamat mencoba, semoga bermanfaat!

Minggu, 07 Januari 2018

Harga Bibit Lele, Bibit Gurame, Bibit Nila Merah, Bibit Mas Koi, Bibit Ikan Koki dan Cupang Adu

Membudidayakan ikan diyakini membawa banyak manfaat. Salah satunya bisa menghilangkan stres di tengah kesibukan pekerjaan. Yah, stres bisa hilang seketika saat Anda memberi makan ikan-ikan kesayangan Anda. Selain itu, kegiatan budidaya ikan bisa mendatangkan keuntungan tambahan yang sangat mungkin hasilnya lebih besar dari gaji kerja Anda tiap bulan.

Karena itu, tak ada salahnya Anda mulai membudidakan ikan. Entah itu ikan air tawar ataupun ikan hias. Kedua-keduanya sama-sama menguntungkan, lho. Nah, buat Anda yang ingin memulai mencobanya, kami menyediakan bibit ikan air tawar dan ikan hias dengan harga yang ramah di kantong. Dan, ordernya bisa partai kecil.

Berikut ini jenis dan harga bibit ikan air tawar dan ikan hias yang kami sediakan!

Bibit lele

Bibit lele ukuran 5-6cm Rp200 per ekor
Lele ukuran 7-8cm full Rp250 per ekor. 
Ukuran 9-10 Rp300 per ekor
Ukuran 11-12 Rp350 
Order minimal 1000 ekor (radius 20km bebas biaya ongkir)
Order di bawah 1000 ekor bisa nego harga

Bibit Koi

Tersedia bibit Koi  jenis Kohaku, Sanke, Kobeko dan Kumpay. Ukuran 10-12cm Rp2500. Minimal pemesanan 60 ekor.
Setelah 2-3 bulan Anda bisa menjualnya menjadi Rp10.000 per ekor.

Bibit Koki

Bibit Koki Fantail. Ekor lebar seperti kipas, tubuh bulat telur dan sirip panjang mempesona. Ukuran sudah mendekati telur ayam. Harga Rp5000 per ekor. Pemesanan minimalnya 60 ekor.

Gurame

Bibit Gurame ukuran bungkus korek kayu Rp2500 per ekor
Ukuran bungkus rokok Super Rp4000
Ukuran bungkus rokok Mild Rp 5000
 Minimal pemesanan 500 ekor

Nila Merah



Bibit Nila Merah ukuran 2 jari dibanderol Rp1000 per ekor
Ukuran korek gas Rp800
Ukuran indukan Rp3500
 Minimal ordernya 1000 ekor
Dalam waktu 2-3 bulan sudah jadi ukuran 5/6 ekor per kg-nya dengan harga pasaran Rp 30 ribu per kg.

Cupang Adu



Kami juga menyediakan cupang adu jenis bagan, slayer dan halfmoon. Harga per ekornya Rp 2500 per ekor.


Jika berminat, langsung WA/Telp saja: Amir 0858-9420-9338

Senin, 18 September 2017

Ingin Beli Ikan Hias Harga Murah? Datang Saja ke Parung

Selain terkenal sebagai sentra ikan lele, Parung, Bogor juga dikenal sebagai pusat ikan hias. Yah, bagi Anda yang hobi dengan ikan hias dan ingin mendapatkan harga grosiran, datang saja ke Pasar Parung. Disini, sekitar 1000 an orang pembeli datang setiap kali pasar dibuka. Dengan luas area kurang lebih 800 meter persegi. Maka tak berlebihan jika pasar ini dijuluki sebagai pasar ikan hias terbesar di Indonesia.

Pasar ikan hias Parung sudah tersohor di kalangan pecinta ikan hias. Umumnya yang datang adalah para penjual ikan hias yang memiliki toko dari wilayah Depok, Tangerang Selatan dan Jakarta. Bahkan, tak jarang pembeli dari Bandung, Banten, Lampung  hingga Bengkulu berlangganan ke pasar ini. Di tempat ini Anda bebas memilih ikan hias, karena jumlah pedangangnya mencapai 250-an pedagang. Beragam ikan hias seperti Koi, Predator, Cupang, Guppy, Tetra, Moli, Arwana dan berbagai jenis ikan hias warna-warni lainnya. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 5000 hingga ratusan ribu. Tergantung ukuran dan jenisnya. Ikan-ikan hias ini disuplay dari para pembudidaya di kecematan Ciseeng, Parung hingga Sukabumi.

Saran penulis, saat datang ke pasar ini Anda tidak perlu sungkan melakukan tawar-menawar agar mendapatkan harga yang lebih murah. Perlu diketahui juga, pasar ikan hias Parung tidak buka setiap hari, melainkan hanya buka di hari Senin, Rabu dan Jumat mulai pukul 01:00 pagi hingga jam 09:00 pagi.

Lokasinya mudah dijangkau, tidak jauh dari terminal Parung. Dari arah UIN Ciputat Anda  tinggal lurus saja ke arah Bogor melalui jalan raya Sawangan-Depok, sampai bertemu masjid raya Parung atau Mall Parung. Lokasinya hanya 100 meter di belakang masjid raya Parung. Atau, jika Anda dari arah Bogor Kota, tinggal ambil jurusan Salabenda, kemudian lurus ke arah Parung hingga ketemu terminal Parung.

Minggu, 10 September 2017

Cara Pengemasan Ikan Nila Agar Selamat Sampai Tujuan

Ikan nila bisa dibilang ikan yang paling “ringkih” atau mudah mati dibandingkan ikan tawar lainnya. Yah, inilah salah satu penyebab kenapa para petani maupun pedagang ikan sering merugi. Tapi, bukan berarti tidak ada cara untuk mengangkut ikan nila dari tempat budidaya ke tempat penjualan. Kuncinya, hanya di penanganan pemanenan yang benar dan pengemasan yang apik.

Cara Pemanenan ikan nila

Mulai dari saat pemanenan. Ikan nila tidak boleh dipanen sembarangan. Pada tahap ini pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Pengambilan ikan tidak boleh kasar, melainkan harus perlahan-lahan tetapi cepat. Pastikan ikan dimasukan ke dalam bak berisi air bersih dan langsung pindahkan ke tempat penampungan sementara yang sirkulasi airnya jalan. Jangan terlalu lama dan menumpuk ikan di dalam bak, karena bisa kehabisan oksigen dan langsung mati.

Karantina ikan nila

Setelah dipanen, diamkan ikan nila minimal dua hari dua malam, sebelum diangkut ke tempat penjualan. Apabila nila langsung diangkut saat itu juga, penulis tidak menjamin ikan akan hidup hingga ke tempat tujuan. Perlu diketahui juga, pada tahap karantina ini, ikan nila sudah pasti akan mengalami penyusutan bobot. Karena itu, pembeli sebaiknya menimbang ikan nila setelah di karantina.

Pengemasan ikan nila

Seperti halnya ikan tawar lainnya, pengemasan ikan nila bisa menggunakan plastik bening ukuran 40x60 jenis PE yang agak tebal. Tapi sebelumnya cek terlebih dahulu apakah plastic yang akan digunakan bocor atau tidak. Selanjutnya, masukan es batu saat pengemasan. Kenapa es batu? Hal ini untuk menjaga agar ikan tidak mudah stress dan tetap tenang selama perjalanan. Mengingat ikan nila memiliki duri yang tajam di punggungnya, yang sangat mungkin menusuk plastik. Jika plastik kemasan tertusuk, otomatis gas oksigen akan keluar dan bisa dipastikan “innalillahi.”
Setelah memberi es batu, Anda juga bisa menaburkan sedikit garam untuk menjaga kualitas air. Tak lupa lapisi plastik untuk mengantisipasi kebocoran. Apabila ikan dan es batu dan garam sudah dimasukan, keluarkan angina yang ada di dalam plastik, kemudian isikan gas kedalam kantong plastik dan langsung ikat memakai karet. Pastikan mengikatnya dengan kencang dan rapat.

Yang tak kalah penting

Selain memberi es batu dan garam, pengemasan ikan nila tidak boleh kebanyakan. Idealnya tiap kantong cukup 5 kilo saja. Sebab jika terlalu banyak ikan akan sesak karena menumpuk.
Tips di atas berdasarkan pengalaman penulis, karena sebelumnya penulis pernah mengalami salah penanganan dan mengalami kerugian.


Selamat mencoba, semoga bermanfaat!

Sabtu, 09 September 2017

Cara Budidaya Lele di Kolam Terpal untuk Pemula

Ikan apa yang cocok dibudidayakan di darat? Tentunya ikan lele, bukan? Yah, ikan berkumis panjang ini bisa dibesarkan di kolam terpal atau beton dengan mudah, karena ikan ini memiliki daya tahan yang lebih kuat alias tidak mudah mati dibandingkan ikan tawar lain. So, bagi Anda yang ingin memanfaatkan lahan kosong menjadi sumber penghasilan, tak ada salahnya mencoba budidaya lele. Apalagi harga lele pedaging saat ini relatif stabil.

Tapi, sebelumnya jangan lupa pelajari terlebih dahulu cara membudidayakannya, agar meraih untung sesuai yang diharapkan. Nah, berikut ini tips dan langkah memulai membudidakan ikan lele menggunakan kolam terpal!

Siapkan kolam terpal

Untuk langkah awal percobaan, sebaiknya siapkan kolam terpal kapasitas 1000 ekor. Panjang kali lebarnya sekitar 2 x 3 meter persegi, dengan ketinggian 50 cm. Saran penulis, gunakanlah kayu reng atau kaso, sehingga cukup kuat dan tidak mudah patah ketika menahan beban air. Atau bisa juga menggunakan bambu belahan. Selanjutnya, gunakan terpal yang agak tebal agar daya tahannya lebih lama. Anda juga bisa menggunakan spanduk baliho bekas yang lebih tebal dari terpal dan harganya sudah barang tentu lebih murah.

Setelah kolam terpal selesai, isilah dengan air bersih. Endapkan selama 2-3 hari sebelum diisi bibit. Kemudian berikan garam secukupnya untuk menangkal penyakit jamur dan penyakit lainnya yang sangat mungkin menyerang lele.

Pilih bibit lele berkualitas

Anda bisa memilih bibit lele berkualitas jenis lele Jumbo atau Sangkuriang. Perlu diketahui, bibit lele berkualitas bagus bisa dilihat dari ciri-cirinya. Pastikan lele masih terlihat gesit. Tidak ada yang mati atau lemah. Belilah bibit lele dari petani langsung yang dijamin masih segar dan harganya lebih murah. Untuk harga bibit lele pedaging Anda bisa membeli bibit ukuran 9-10 cm. Harganya sekitar Rp 200- Rp 250 per ekornya.

Pemberian pakan

Lele bisa dibilang ikan yang sangat rakus dan gembul, sehingga pertumbuhannya lebih cepat dari jenis ikan lainnya. Akan tetapi, pemberian pakan tidak boleh berlebihan. Jika terlalu kekenyangan, otomatis lele bisa mati. Karena itu, berilah pakan secukupnya tapi lebih sering, 2 atau 3 kali sehari. Gunakan pakan pelet min 2 yang biasanya diecer Rp 10.000 - 11.000 per kilonya. Harga pelet per karungnya antara Rp 280 ribu  - 300 ribuan dengan berat total 30 kg.

Kebutuhan pakan dan masa panen

Untuk menghasilkan 1 kwintal lele dari 1000 ekor, membutuhkan pelet sekitar 100 kilogram dengan perhitungan FCR (kebutuhan pakan) 1,0. Dan, untuk waktu tanamnya sekitar dua bulan atau lebih. Berdasarkan pengalaman penulis dan petani ikan lainnya, budidaya lele di kolam terpal memang agak lebih lama dibandingkan kolam empang. Namun, kelebihan kolam terpal antara lain terhindar dari hama ular, belut dan lainnya, sehingga tingkat mortalitasnya bisa lebih rendah.

Perawatan kolam

Lakukan penggantian air secara rutin 5 hari sekali atau seminggu sekali agar air tidak berbau dan mengganggu lingkungan. Yah, jangan heran jika air cepat bau, karena memang budidaya lele di kolam terpal tidak memiliki sirkulasi seperti di kolam empang. Mau tidak mau, Anda harus rajin mengganti air. Selain tidak berbau, penggantian air dapat mencegah serangan penyakit. Jangan lupa setiap kali melakukan penggantian air, taburkan garam dan super tetra.

Keberhasilan budidaya

Faktor keberhasilan budidaya lele sangat ditentukan dari tingkat kematiannya (mortalitas). Kematian bisa disebabkan karena serangan penyakit yang timbul dari sumber makanan dan air. So, pilihlah pakan berkualitas terjamin. Lakukan perawatan secara rutin dan kontrol penggunaan air. Pastikan ukuran PH air normal, jika terlalu dingin lele akan cepat sakit. Terutama saat setelah hujan turun, biasanya PH air akan cepat berubah. Solusinya, tambahkan air dari tandon yang sudah mengendap. Atau bisa juga dengan cara mengaduk-aduk air kolam. Untuk memudahkan pemeriksaan PH air, belilah alat ukurnya yang dijual di toko atau online.

Selamat mencoba, semoga sukses!





Cara Mengobati Lele yang Sakit Secara Efektif dan Cepat

Menjadi petani lele bisa dibilang memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan menjadi seorang pedagang lele. Kenapa? Karena petani har...

Harga ikan segar terbaru