Ikan apa yang cocok dibudidayakan di darat? Tentunya ikan lele, bukan? Yah, ikan berkumis panjang ini bisa dibesarkan di kolam terpal atau beton dengan mudah, karena ikan ini memiliki daya tahan yang lebih kuat alias tidak mudah mati dibandingkan ikan tawar lain.
So, bagi Anda yang ingin memanfaatkan lahan kosong menjadi sumber penghasilan, tak ada salahnya mencoba budidaya lele. Apalagi harga lele pedaging saat ini relatif stabil.
Tapi, sebelumnya jangan lupa pelajari terlebih dahulu cara membudidayakannya, agar meraih untung sesuai yang diharapkan. Nah, berikut ini tips dan langkah memulai membudidakan ikan lele menggunakan kolam terpal!
Siapkan kolam terpal
Untuk langkah awal percobaan, sebaiknya siapkan kolam terpal kapasitas 1000 ekor. Panjang kali lebarnya sekitar 2 x 3 meter persegi, dengan ketinggian 50 cm. Saran penulis, gunakanlah kayu reng atau kaso, sehingga cukup kuat dan tidak mudah patah ketika menahan beban air. Atau bisa juga menggunakan bambu belahan. Selanjutnya, gunakan terpal yang agak tebal agar daya tahannya lebih lama. Anda juga bisa menggunakan spanduk baliho bekas yang lebih tebal dari terpal dan harganya sudah barang tentu lebih murah.
Setelah kolam terpal selesai, isilah dengan air bersih. Endapkan selama 2-3 hari sebelum diisi bibit. Kemudian berikan garam secukupnya untuk menangkal penyakit jamur dan penyakit lainnya yang sangat mungkin menyerang lele.
Pilih bibit lele berkualitas
Anda bisa memilih bibit lele berkualitas jenis lele Jumbo atau Sangkuriang. Perlu diketahui, bibit lele berkualitas bagus bisa dilihat dari ciri-cirinya. Pastikan lele masih terlihat gesit. Tidak ada yang mati atau lemah. Belilah bibit lele dari petani langsung yang dijamin masih segar dan harganya lebih murah. Untuk harga bibit lele pedaging Anda bisa membeli bibit ukuran 9-10 cm. Harganya sekitar Rp 200- Rp 250 per ekornya.
Pemberian pakan
Lele bisa dibilang ikan yang sangat rakus dan gembul, sehingga pertumbuhannya lebih cepat dari jenis ikan lainnya. Akan tetapi, pemberian pakan tidak boleh berlebihan. Jika terlalu kekenyangan, otomatis lele bisa mati. Karena itu, berilah pakan secukupnya tapi lebih sering, 2 atau 3 kali sehari. Gunakan pakan pelet min 2 yang biasanya diecer Rp 10.000 - 11.000 per kilonya. Harga pelet per karungnya antara Rp 280 ribu - 300 ribuan dengan berat total 30 kg.
Kebutuhan pakan dan masa panen
Untuk menghasilkan 1 kwintal lele dari 1000 ekor, membutuhkan pelet sekitar 100 kilogram dengan perhitungan FCR (kebutuhan pakan) 1,0. Dan, untuk waktu tanamnya sekitar dua bulan atau lebih. Berdasarkan pengalaman penulis dan petani ikan lainnya, budidaya lele di kolam terpal memang agak lebih lama dibandingkan kolam empang. Namun, kelebihan kolam terpal antara lain terhindar dari hama ular, belut dan lainnya, sehingga tingkat mortalitasnya bisa lebih rendah.
Perawatan kolam
Lakukan penggantian air secara rutin 5 hari sekali atau seminggu sekali agar air tidak berbau dan mengganggu lingkungan. Yah, jangan heran jika air cepat bau, karena memang budidaya lele di kolam terpal tidak memiliki sirkulasi seperti di kolam empang. Mau tidak mau, Anda harus rajin mengganti air. Selain tidak berbau, penggantian air dapat mencegah serangan penyakit. Jangan lupa setiap kali melakukan penggantian air, taburkan garam dan super tetra.
Keberhasilan budidaya
Faktor keberhasilan budidaya lele sangat ditentukan dari tingkat kematiannya (mortalitas). Kematian bisa disebabkan karena serangan penyakit yang timbul dari sumber makanan dan air. So, pilihlah pakan berkualitas terjamin. Lakukan perawatan secara rutin dan kontrol penggunaan air. Pastikan ukuran PH air normal, jika terlalu dingin lele akan cepat sakit. Terutama saat setelah hujan turun, biasanya PH air akan cepat berubah. Solusinya, tambahkan air dari tandon yang sudah mengendap. Atau bisa juga dengan cara mengaduk-aduk air kolam. Untuk memudahkan pemeriksaan PH air, belilah alat ukurnya yang dijual di toko atau online.
Selamat mencoba, semoga sukses!